Rokok Gorila dan Efek Samping Bagi Kesehatan Penggunanya

Rokok Gorila dan Efek Samping Bagi Kesehatan Penggunanya

Rokok Gorila dan Efek Samping Bagi Kesehatan Penggunanya

Rokok gorila adalah jenis rokok yang terbuat dari jenis tembakau gorila. Tembakau gorila pada dasarnya sama seperti tembakau pada umumnya, namun setelah dilakukan uji laboratorium diketahui bahwa tembakau tersebut telah bercampur dengan zat kimia synthetic cannabinoids atau AB-CHMINACA.

Efek samping yang timbul membuat penggunanya mengalami delusi atau halusinasi sehingga tembakau ini masuk ke dalam golongan narkotika sejak tahun 2017. Bahkan pada perkembangan payung hukumnya,  sekarang sudah dibuat undang-undang untuk mengaturnya.

Rokok gorila sempat marak pada tahun 2015 karena diperjualbelikan secara bebas dan menimbulkan efek yang mengkhawatirkan. Setelah sebelumnya dikalangan para penggunanya  dikenal dengan nama tembakau gorila/gori/gors, tembakau jenis tersebut sempat hanya dikira sebagai rokok dengan efek samping yang lebih dahsyat.

Kemudian kasus terbaru yang membuat publik heboh kembali dengan adanya rokok jenis ini karena peristiwa tertangkapnya Jerry Aurum alias JAW oleh Polres Metro Jakarta Barat terkait kepemilikan narkoba jenis ekstasi, ganja, dan tembakau gorila.

Lalu sebenarnya seberapa berbahayakah efek samping penggunaan rokok gorila ini bagi kesehatan penggunanya?

Efek Samping Rokok Gorila Bagi Kesehatan Penggunanya

1. Kerusakan paru-paru

Cara konsumsi rokok gorila adalah dengan membakarnya lalu dihisap. Asap rokok yang masuk ke dalam paru-paru akan kontak dengan permukaan saluran pernapasan.
Banyaknya kandungan kimia dan sifat asap itu berimplikasi pada rusaknya sel-sel di permukaan saluran napas penggunanya. Sifat oksidatif pada kandungan asapnya juga dapat meningkatkan risiko berkembangnya penyakit kanker paru-paru.

2. Kerusakan ginjal

Di dalam rokok gorila terkandung banyak bahan kimia buatan yang akan membebani ginjal. Jika berlangsung terus-menerus, ginjal akan mengalami kerusakan, sehingga dapat mengakibatkan penggunanya harus cuci darah seumur hidup atau melakukan transplantasi ginjal.

3. Menurunkan kinerja fungsi otak

Zat kimia yang terkandung dalam tembakau gorila akan menyebabkan kerusakan otak, terutama pada sel-sel sarafnya serta bersifat irreversibel (tidak bisa pulih lagi seperti sedia kala) sehingga berakibat pada penurunan kinerja fungsi otak si pengguna, dimana hal ini tentu sangat membahayakan kehidupan pengunannya.

4. Efek putus obat

Zat kimia yang terkandung dalam rokok gorila memiliki efek psikoaktif pada tubuh yang menyebabkan perubahan mental dan perilaku pada penggunanya sehingga dia seolah-oleh merasakan ketenangan dan halusinasi.
Jika dikonsumsi terus-menerus, otak akan terbiasa dengan efek tersebut dan akan terus memintanya. Jika tidak dipenuhi akan muncul efek putus obat atau yang biasa dikenal dengan “sakau”.

Itulah pembahasan mengenai rokok gorila dan efek samping bagi kesehatan penggunanya. Semoga dapat menjadi bahan rujukan bagi pembaca.